Kembali ke Ibukota

Sejak hari Selasa (08/06/2010), bersama A’an dan Fajar, kami kembali melanjutkan misi GCM ednvation. Kali ini kami hadir dalam acara Grand Launching HP Seri Pendidikan pertama di Indonesia dan penghargaan dari MURI untuk kedua kalinya, bersama ti-phone di FX Centre Jakarta. Sebelum sampai di sana, kami menjemput saudara Saevul, yang sudah tiba lebih awal di Purwokerto.

Berangkat pada pukul 18.30 WIB dari Jogja, kami tiba dengan selamat di Purwokerto sekitar Pukul 21.50 WIB. Perjalanan cukup berat, karena kami melalui hujan deras dan berkabut. Apalagi, deadline kami mesti tiba di Jakarta semakin sempit. Jadilah, perjalanan ini ditempuh cukup cepat demi menepati kehadiran yang sudah dijanjikan esok hari.

Di tempat Saevul, kami bertiga beribadah dan berkesempatan menikmati Soto Sukaraja khas Purwokerto dan Tempe ’semi’ Mendoannya. Ditemani orang tua beliau, kami menikmati makan malam yang lezat dan syahdu.

Setelah beristirahat sejenak, kami berempat kembali melanjutkan perjalanan menuju Jakarta. Dengan berbagai kendala dan tantangan, akhirnya kami tiba di tempat acara pada pukul 12.05 WIB. Kali ini rombongan sudah bertambah satu orang, dengan kehadiran Master IT yang di jemput dari stasiun Gambir. Terlepas dari berbagai keadaan tadi, saya mencatat beberapa kejadian menarik terungkap dalam perjalanan kami kali ini, di antaranya.

Pertama, sarapan di Rest Area Cikampek. Di sana, aku meneguk segelas air putih hangat dengan harga Rp. 5000,-…cukup aneh karena kamar mandi tempat kami beres-beres dan berbenah gratis..tis

Kedua, ketika kami berganti pakaian. Memang tampang dan wajah saat itu sedang ironis..satir…dan agak ‘ganteng’. Bagaimana tidak, kami harus melalui kemacetan plus hawa panas yang menerjang. Jadilah ketika parkir mobil di FX Centre, kami sempat diinterogasi ringan oleh petugas keamanan terkait kehadiran kami di sana. Seakan-akan, kami seperti teroris dan penjahat profesional yang sedang merencanakan aksi dengan berbagai modus operandi.

Ketiga, sepanjang jalan, kami mendengarkan lagu cinta milik A’an. Aneh, tapi aku tak menyangka dan menduga, sang dokter begitu mellow kity..hehe

Keempat, rombongan kami, tidak mengenal Jakarta dengan baik. Praktis kami mengandalkan Blackberry dengan GPSnya dan bantuan warga. Beberapa kali, kami sering terlewat sebuah lokasi atau salah mengambil jalur.

intinya…kalau ke Ibukota, kudu siap…yup, siap  dana, gaya, cinta, dan jasa…garing ik ^_^

Leave a comment