Kisah Hanta dan Cerita “Yuda” di Dua Jawa


Tulisan ini adalah refleksi kecil seorang rakyat dan sahabat yang sedang merantau di negeri seberang atas perjuangan rekannya dalam menghadirkan politik Indonesia yang lebih baik melalui figur-figur pemimpin terbaik.

Kemarin, Senin (9/7) merupakan masa akhir rekapitulasi suara oleh KPU. Sehingga secara faktual (real count), sudah diketahui siapa pemenang Pilkada di setiap daerah. Buat saya secara pribadi, kemarin bukan sebatas masa akhir rekapitulasi KPU saja atau waktu bernama hari Senin. Karena sampai pada Senin kemarin atau 105 hari di Indonesia, ada penantian panjang tentang ikhtiar yang selama ini dilakukan, cerita-cerita terkait peran selama di pilkada hingga sisi-sisi lain perjalanan tersebut. Konteks ini hadir sebab, saya kembali terlibat dalam aktivitas pemenangan (baca : konsultan politik) di berbagai daerah, khusus di Pulau Jawa, yakni di Jawa Barat dan di Jawa Timur. Kesempatan untuk terlibat di sini bisa terjadi Karena Bung Hanta Yuda (Hanta), yang notabene sebagai rekan sekaligus sahabat mengajak bergabung dan beliau dipercaya oleh Ridwan Kamil (Kang Emil) dan Khofifah Indar Parawansa (Ibu Khofifah) untuk mendampingi keduanya selama Pilkada berlangsung.

Bagaimana kisah atas keduanya berjalan? Apa saja yang terjadi? Ya..saya akan mencoba meringkasnya dan semoga tidak membosankan para pembaca.

Kerja-kerja politik bisa dibilang kerja yang sepi. Karena, selain dieksekusi saat jelang fajar pagi, kerja politik juga dilakukan tanpa disadari. Hal ini dilakukan agar efek kejut terhadap lawan terjadi atau WOW Factor kepada pemilih bisa berdampak langsung ke elektabilitas (tingkat keterpilihan). Politik dalam tahap ini bisa diungkapkan sebagai seni (art) yang sering diungkapkan para politisi. Namun tidak cukup hanya itu, politik zaman now harus mampu mengkolaborasikannya dengan ilmu (science) yang banyak diulas para ahli. Kaitan ilmu dalam hal ini bisa bentuknya data survei kredibel, masukan/aspirasi publik maupun elit, sejarah politik elektoral di masa lalu dan lainnya. Sehingga, kerja politik yang dilakukan akhirnya menjadi utuh dan berujung kemenangan.

Di sisi lain, pemahaman (mindset) soal ini harus mampu dipahami kolektif, karena bila tidak akan berbuah banyak kesalahpahaman. Hanta di titik ini mampu memastikan 3 hal lainnya secara bersamaan, (1) mensosialisasikan politik dalam arti yang utuh (Baca : soal the art and science), (2) Menghadirkan kenyamanan bagi figur yang didampingi dan (3) Menguatkan soliditas tim pemenangan yang ia bentuk

Bagaimana penjelasannya?

Pertama, seringkali politik dipahami secara parsial. Sebatas seni kemungkinan (art) tanpa hadir keterlibatan ilmu (science) di sana. Sehingga, semuanya menjadi tidak pasti. Atau sebaliknya, pengetahuan menguat dalam politik, namun tanpa sentuhan pengalaman dan hasilnya akhirnya kebingungan demi kebingungan. Hanta bukan politisi senior atau seorang profesor, namun ia bisa berdiri menjembatani keduanya agar bisa saling memahami dan berikutnya bersinergi. Politik tanah air kelak, butuh peran “Hanta-Hanta” lainnya agar semakin substantif dan efektif.

Apa basisnya? (1) survei akurat, kredibel, kompeten yang rutin dihasilkan oleh Poltracking Indonesia (2) analisa kualitatif On Air yang rutin Hanta berikan dikombinasikan dengan ulasan Off Air intensif dari para politisi lintas partai/narasumber lainnya (3) komunitas-komunitas epistemik yang mengelilingi Hanta selama ini. Efeknya, opini yang disampaikan oleh Bung Hanta terasa sedap untuk disantap oleh siapapun. Selain mudah dipahami karena bentuknya poin demi poin juga dilengkapi dengan perumpamaan2 sederhana yang dekat dengan keseharian masyarakat.

Kedua, dalam konteks mendampingi figur, Hanta mampu memberikan rasa nyaman dan aman pada siapapun sosok yang ia dampingi. Pada satu rentang waktu, Kang Emil pernah tertinggal hasil surveinya dari Kang Deddy Mizwar atau Ibu Khofifah yang sebelumnya kalah dua kali berturut–turut, kembali sempat selisih jauh hasil surveinya oleh Gus Ipul di awal-awal masa kampanye. Bagaimana Hanta menyakinkan keduanya sehingga, tetap fokus bertarung dan keluar menjadi pemenang?

Pertarungan di Jawa Barat bersama dengan Kang Emil sedikit berbeda dengan pertandingan di Jawa Timur bersama Ibu Khofifah. Karena Kang Emil unggul jauh di udara dibandingkan lawan-lawannya, sehingga, yang perlu dioptimalkan adalah kekuatan di darat. Sementara, di Jawa Timur, Ibu Khofifah perlu didukung di semua kekuatan baik di udara dan darat. Diagnosa awal atas kondisi kandidat semacam ini penting dilakukan agar sumber daya yang dimiliki dapat dikerahkan secara optimal, sehingga dapat berdampak secara elektoral dan efisien saat mengunakan sumber daya yang dimiliki

Ya…dengan konteks di atas, Hanta benar-benar menghitungnya secara detail dan mendampingi mereka setiap harinya layaknya seorang dokter. Secara langsung ia terlibat maupun melalui perpanjangan kaki, tangan, atau seluruh bagian tubuhnya bila diumpamakan sebagai sebuah metafora untuk menunjukkan betapa seriusnya dia mendampingi bersama tim. Hanta memberikan resep mujarab kepada kandidat untuk diminum atau bahkan ia langsung  turun tangan mengerjakan. Bentuknya bisa aktivitas sebagaimana sudah disebutkan bisa kampanye di darat (masyarakat), kegiatan di udara (media), dan “intervensi” laut (manuver senyap di elit) jika pertarungan begitu kompetitif. Tergantung sakit apa yang dirasakan oleh kandidat, agar dosis yang nanti diberikan benar-benar bisa menyembuhkan.

Ketiga, Bagaimana dengan konteks Hanta membangun soliditas tim? Ya…Hanta yang mengumpulkan, merekrut, membentuk, dan memimpin langsung tim pemenangan ini. Kisahnya ini sering mengingatkan saya tentang Captain America di film The Avengers atau Barney Ross di film The Expendables. Intinya, Hanta hadir sebagai sosok pemimpin yang dihormati dan menjadi referensi bagi semua anggota  tim ketika terjadi kebuntuan.

Isi tim ini anak-anak muda, benar-benar muda secara usia dan jiwa. Sehingga, kreatif, militan, dan optimis setiap diberi tugas-tugas menantang. Walaupun, tetap saja ada pasang-surut dalam aktivitas ini, namun tetap bisa dilewati dengan baik melalui aktivitas-aktivitas formal/informal yang sering dilakoni seperti; meeting rutin, pergantian/pertukaran bidang penugasan, wisata kuliner bersama, ngobrol singkat di perjalanan menuju acara, atau saat selesai menjalani ibadah bersama. Kebetulan aktivitas pemenangan pilkada kali ini bertepatan dengan momentum bulan suci ramadhan. Sehingga, memungkinkan tim bisa beribadah bersama mulai berbuka hingga taraweh.

Ujung dari tulisan ini, kini Kang Emil dan Ibu Khofifah telah terpilih secara sah sebagai Gubernur Jawa Barat dan Jawa Timur periode 2018-2023. Mari kita dukung, tagih, dan awasi janji-janji kampanye keduanya agar rakyat yang mereka pimpin bisa segera merasakan kebaikan dari  kehadiran mereka.

Di luar cerita ini atau di saat yang bersamaan, Hanta juga sukses memenangkan gubernur, walikota, dan bupati lainnya di luar jawa sekaligus memastikan para kepala daerah berprestasi dan sosok figur berkualitas lainnya memberikan manfaat kepada rakyat Indonesia sebagaimana visi yang ia tanam selama ini.

Advertisement