Ramadan di Kanada


Ada banyak rekan atau saudara yang selalu bertanya, bagaimana Ramadan di Kanada? Kuat puasanya? Makan susah? atau apa saja sih tantangannya? Ya…saya akan menjawab beberapa pertanyaan tersebut lewat jadwal sehari-hari yang biasa kami jalani.

Sekedar info, bahwa di sini kami menjalani puasa rata-rata 17 jam. Penyebabnya, karena, Ramadan kali ini jatuh pada spring season, di mana, matahari lebih lama bersinar. Kondisi tersebut, membuat kami yang baru 6 bulan tiba di negeri Om Justin Trudeau, harus berjuang sungguh-sungguh.

Selain soal durasi, perbedaan mencolok lainnya adalah terkait suasana Ramadan. Ya..jangan bayangkan ada sekelompok orang teriak saat sahur, sahuuuur….sahuuuur….sahuuuur….pakai kentongan atau kaleng dipukul-pukul keliling rumah. Kemudian, jelang pagi/siang hari warung/restoran banyak yang tutup atau menutup dengan tirai. Berikutnya, pada sore hari, jalanan macet karena Pedagang Kaki Lima berjualan lauk-pauk, kue, atau cemilan saat berbuka. Dan ketika di malam hari, orang-orang berduyun-duyun ke Mesjid menunaikan Shalat Isya/Taraweh berjamaah dan pulangnya anak-anak main kembang api atau melempar mercon. Hehehe….

Kondisi itu semua, tidak ada di sini. Bagaimana? Mulai terbayang indah dan nikmatnya Ramadan di sini? Ya…Di titik inilah, kadang kami merasa sepi. Hehehe..Karena, ritme aktivitas di sini, berjalan seperti biasa. Jadi, pergi-pulang kantor atau ke kampus, tak ada keringanan sebagaimana terjadi di tanah air.

Berikut jadwal sehari-hari yang kami rutin jalani selama Ramadan :

09.00 – 18.00 : Seluruh anggota keluarga memulai aktivitas. Istri ke kampus sampai Pukul 18.00. Kemudian Aila sekolah mulai Pukul 13.00 sampai Pukul 15.30. Sementara, Saya mendampingi Aila (putri kami, yang berusia 3 tahun), di luar jadwalnya sekolah sambil bekerja menyelesaikan tanggung jawab rutin untuk beberapa proyek di tanah air.

Pada Ramadan kali ini, kami sepakat, Aila tidak berpuasa dahulu. Aila lebih difokuskan untuk mengikuti pola hidup kami saja selama Ramadan. Ia tahu, ayah-bundanya berpuasa, lebih banyak beribadah, dan ia rutin terlibat saat pelaksanaan shalat berjamaah baik di rumah maupun di komunitas.

Terkait soal Aila lainnya, selama Ramadan, praktis pola pengasuahan, tak jauh berbeda. Jadwal aktivitas, seperti; makan, minum, bermain, tidur siang, sekolah, seperti biasa. Hanya saja, untuk bermain lebih banyak di dalam ruangan dan kami memperbanyak metode bermain saja. Ada diskusinya, kalau main ada tema spesifiknya, membiarkan Aila asik sendiri (aila times), hingga, keikutsertaannya dalam pekerjaan rumah seperti membersihkan, memasak, dan menyusun rapi  mainan/kamarnya.

19243725_1430076117039554_795865890_o

Keterangan Foto :

  • Foto Dari atas ke kanan : (a) Ke toko mainan (b) Bermain puzzle
  • Foto Dari tengah kiri : (a) ke Mall main odong2 (b) Main kerajaan (c) ke Perpustakaan
  • Foto Bawah : ke museum

18.00 – 19.30 : Bermain bersama Aila. Setelah pulang sekolah atau setelah bangun tidur siang (bila tidak sekolah), kami (bergantian dengan istri), akan mengajak Aila bermain di taman perumahan. Beruntung sekali, di komplek perumahan terdapat 3 lokasi taman yang cukup represntatif menghibur anak-anak di sini.

This slideshow requires JavaScript.

19.30 – 21.00 : Persiapan Berbuka. Salah satu hal yang hilang, saat Ramadan jauh dari tanah air adalah suara Qur’an jelang azan berkumandang dan Kultum dari para ulama kondang di televisi sebelum berbuka. Jadilah, untuk mensiasatinya, kami memutar Youtube. Setidaknya imajinasi suasana Ramadan yang ideal dapat sempurna hadir setiap hari. Selain menyiapkan hal tadi, proses akhir dari masak-memasak dilakukan pada saat ini.

21.00-21.25 : Berbuka dengan Makanan Ringan. Mulai dari Minum air putih yang cukup, makan Kurma atau mengkonsumsi Buah lainnya seperti semangka, melon, anggur, mangga, dan pisang atau sekedar menyantap sayur, kue, roti, hingga kerupuk sebelum shalat maghrib dilaksanakan.

21.25-21.40 : Shalat Berjamaah di Community Center bersama Komunitas Arab yang tinggal di Kompleks Perumahan. Selama Ramadan, Komunitas Muslim oleh pengelola perumahan (baca : Universitas Waterloo), diberikan izin untuk Shalat Maghrib dan setiap hari Jumat, kita melaksanakan buka bersama. Setidaknya, ini bisa mengobati rasa rindu berkumpul dengan saudara-saudara di tanah air yang sering Bukber di mana-mana 😀

20170609_102005

21:40 – 23.00 : Makan Besar. Menu Ramadan kali ini, tetap didominasi masakan Indonesia. baik yang memanfaatkan bumbu-bumbu khas nusantara, maupun resep yang diolah sendiri. Ya…salah satu tantangan terbesar tinggal jauh di negeri orang, adalah mengelola lidah. Karena, lidah tak bisa berbohong alias lidah saya gagal move on. Sehingga, sebelum Ramadan tiba, kami telah mengondisikan atau membeli bumbu dan aneka makanan ringan melalui belanja online. Barang-barang bisa diperoleh melalui Oey Trading, sebuah toko yang berada di Kota Toronto (Ibukota Propinsi Ontario), yang fokus menjual bumbu/makanan Indonesia. Bersyukur tak harus ke Toronto, karena bila ditempuh lewat jalan darat dengan Bus bisa menghabiskan waktu pulang-pergi 3 jam atau dengan mobil pribadi 2 jam.

Untuk kebutuhan sehari-hari dan pendukung lainnya, kami juga biasa berbelanja di Food Basics, Walmart, Amar Halal Meats, Halal to Door, & Waterloo Central Supermarket

23.00 – 00.15 : Shalat Isya dan Taraweh Berjamaah di rumah. Hal ini, dikarenakan, waktu yang terlalu larut saat shalat Taraweh/Witir dilaksanakan di mesjid, kemudian soal jarak ke mesjid, dan transportasi bus umum yang berhenti beraktivitas pada jam pukul 00.00.

 

Suasana Masjid Waterloo

00.15 – 03.15 : Bisa dibilang ini jam-jam paling galau. Karena, harus memilih antara tidur sesaat yang bisa berujung kebablasan alias tidak sahur atau tetap melek demi sahur agar kuat melalui puasa selama 17 jam. Masing-masing, pilihan ada konsekuensinya. Hehe…Bagaimana pilihan tidur sesaat dan kemudian sahur? ini memang ideal, tapi, sepertinya agak sulit diterapkan secara rutin disebabkan aktivitas dalam keluarga kami. Jadilah, kami sering bergantian berjaga, agar tetap sahur walaupun, dalam skema ini pun, kami kebobolan 3 kali alias sahur terlalu cepat 😀

Bila memilih untuk melek, maka pada jam-jam ini, biasanya saya kembali memilih bekerja atau memantau perkembangan isu dan berselancar di media sosial dengan teman-teman di tanah air.

03.15-04.00 : Sahur. Inilah masa yang harus digunakan sebaik-baiknya untuk minum air semaksimal mungkin sekaligus menumpuk Karbohidrat, protein, vitamin, dan nutrisi lainnya secukupnya, demi tetap prima selama puasa seharian nanti. Buat saya pribadi, rasa lapar adalah sesuatu yang paling sering mengemuka, walaupun, akhir-akhir ini suhu udara semakin panas (sampai 35 derajat celcius), yang membuat tenggorokan ini terasa kering-kerontang.

04.00 – 05.00 : Shubuh. Selain beribadah, pada waktu ini saya sering menggunakannya, untuk berdiskusi dengan istri terkait agenda-agenda yang akan dilakukan hari ini atau membahas beberapa hal yang mengemuka lainnya dalam keluarga.

05.00 – 09.00 : Tidur. Setelah serangkaian aktivitas berbuka hingga sahur di atas, rentang waktu ini, saya gunakan untuk istirahat total. Karena bila tidak, ini sungguh berbahaya baik secara lahir maupun batin. Pola ini menjadi pakem yang saya gunakan selama Ramadan, agar tetap fit, karena, Aila akan bangun dari tidurnya pada pukul 09.00.

Sampai di sini dulu tulisannya rekan-rekan. Dipersilahkan bila ada pertanyaan. Selamat berpuasa yaa…Semangat berburu Malam Lailatul Qadar. Oh iya, Jangan hilang fokus Ramadannya gara-gara persiapan mudik, belanja pakaian baru atau masak kue. Semoga kemenangan menyambut kita saat Idul Fitri. Aamiin yaa Rabbalalamin